Friday, April 22, 2016

FONETIK: PROSES TERJADINYA BUNYI KONSONAN, PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA BUNYI VOKAL DAN KONSONAN

FONETIK
PROSES TERJADINYA BUNYI KONSONAN,
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA BUNYI VOKAL DAN KONSONAN





Oleh:
Utsmanul Fatih                      121411131002


DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2015

            Bunyi bahasa merupakan unsur bahasa yang paling kecil. Istilah bunyi bahasa atau fon sendiri merupakan terjemahan dari bahasa inggris phone ‘bunyi’. Bunyi bahasa menyangkut getaran udara. Bunyi itu terjadi karena dua benda atau lebih bergeseran atau berbenturan. Sebagai getaran udara, bunyi bahasa merupakan suara yang dikeluarkan oleh mulut, kemudian gelombang-gelombang bunyi sehingga dapat diterima oleh telinga. Bunyi bahasa atau bunyi ujaran dihasilkan oleh alat ucap manusia seperti pita suara, lidah, dan bibir. Bunyi bahasa atau bunyi ujaran adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia atau bunyi yang diartikan, kemudian membentuk gelombang bunyi, sehingga dapat diterima oleh manusia.

            Bunyi bahasa terjadi jika udara yang ada didalam paru-paru dihembuskan atau udara dari luar dihisap ke dalam paru-paru dan mendapat hambatan pada berbagai alat bicara dengan berbagai macam cara. tempat atau alat bicara yang dilewati diantaranya ialah, batang tenggorokkan, pangkal tenggorokkan, kerongkongan, rongga mulut, rongga hidung, atau rongga hidung bersama dengan tempat yang lain. jika udara tidak mengalami hambatan saat keluar, maka bunyi bahasa tidak akan terjadi, seperti halnya saat kita bernafas.

            Secara umum bunyi bahasa dibedakan atas vokal, konsonan. Perbedaan antara vokal dan konsonan didasarkan pada ada atau tidaknya hambatan (proses artikulasi) pada alat bicara. Berikut perbedaan secara umum antara bunyi vokal dan konsonan.

Bunyi Vokal
1.      Bunyi   yang   tidak   disertai hambatan   pada   alat   bicara. Hambatan   hanya   terdapat pada pita suara.

2.      Tidak terdapat artikulasi

3.      Semua vokal dihasilkan dengan bergetarnya pita suara. Dengan demikian, semua vokal adalah bunyi suara.   

Bunyi Konsonan

            Konsonan ialah bunyi-bunyi bahasa yang apabila dikeluarkan, bunyi-bunyi ini menerima sekatan, sempitan dan geseran sama ada di bahagian rongga mulut, tekak atau hidung. Bunyi konsonan terjadi apabila berlakunya sekatan udara yang mengalir dalam saluran suara. Bunyi-bunyi konsonan ada yang bersuara dan ada yang tidak bersuara.

            Untuk membuat bunyi konsonan perlu diperhatikan tiga faktor. Pertama adalah titik artikulasi, yakni, tempat dimana artikulator itu berada, berdekatan, atau berlekatan. Bila bibir atas dan bawah berlekatan maka bunyi yang dihasilkan bunyi bilabial. Faktor yang kedua dalam membuat bunyi konsonan ialah cara artikulasi, yakni, bagaimana caranya udara dari paru-paru itu kita lepaskan. apabila udara kita tahan ketat di mulut lalu kemudian kita lepaskan dengan serentak maka bunyi tadi akan menimbulkan semacam letupan. Karena itu, bunyi ini disebut dengan bunyi plosif atau stop. Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan istilah bunyi hambat. Faktor yang ketiga ialah pita suara. Pita suara adalah sepasang selaput yang berada di jakun (larynx). Selaput ini dapat dirapatkan, dapat direnggangkan, dan dapat dibuka lebar. Status selaput suara ini ikut menentukan perbedaan antara satu konsonan dengan konsonan yang lain.

Konsonan secara umum

1.      Bunyi yang dibentuk dengan menghambat arus udara pada sebagian alat bicara.

2.      Terdapat artikulasi.

3.      Konsonan   bersuara   adalah konsonan   yang   dihasilkan dengan      bergetarnya      pita suara.   Konsonan   tidak   bersuara   adalah   konsonan   yang dihasilkan tanpa bergetarnya pita suara.

            Namun, secara rinci perbedaan antara bunyi vokal dan konsonan dapat dibedakan sebagi berikut. Bunyi Vokal, Bunyi   vokal   dibedakan berdasarkan   posisi   tinggi   rendahnya   lidah, bagian lidah yang bergerak, struktur, dan bentuk bibir. Dengan demikian, bunyi   vokal   tidak   dibedakan   berdasarkan   posisi   artikulatornya   karena pada bunyi vokal tidak terdapat artikulasi. Artikulator adalah bagian alat ucap yang dapat bergerak. Klasifikasi vokal sebagai berikut.

a.       Vokal berdasarkan tinggi rendahnya posisi lidah.

b.      Vokal   berdasarkan   bagian   lidah   (depan,   tengah,   belakang)   yang bergerak (gerak naik turunnya lidah).

c.       Vokal berdasarkan posisi strukturnya

d.      Struktur adalah keadaan hubungan posisional artikulator aktif dan artikulator   pasif.   Artikulator   aktif   adalah   alat   ucap   yang   bergerak menuju alat ucap yang lain saat membentuk bunyi bahasa. Artikulator pasif adalah alat ucap yang dituju oleh artikulator aktif saat mem bentuk bunyi bahasa. Dalam bunyi vokal tidak terdapat artikulasi, maka struktur untuk vokal   ditentukan   oleh   jarak   lidah   dengan   langit-langit.

e.       Vokal berdasarkan bentuk bibir saat vokal diucapkan.

            Adapun pembagian konsonan secara rinci dapat dibedakan sebagai berikut:
a.       Konsonan Hambat Letup (Stops, Plosives), ialah konsonan   yang   terjadi dengan hambatan   penuh   arus   udara.   Kemudian,   hambatan   itu   dilepaskan secara tiba-tiba.

b.      Konsonan nasal (sengau) ialah konsonan yang dibentuk dengan menghambat rapat (menutup) jalan udara dari paru-paru melalui rongga hidung. Bersama dengan itu langit-langit lunak beserta anak tekaknya diturunkan sehingga udara keluar melalui rongga hidung.

c.       Konsonan paduan, ialah konsonan hambat jenis khusus. Tempat artikulasinya ialah ujung lidah dan gusi belakang. Bunyi yang dihasilkan [ts , d5]. Bunyi [ ts ] ditulis ch sedangkan bunyi [d5] ditulis dg.

d.      Konsonan sampingan, merupakan bunyi konsonan dibentuk dengan menutup arus udara di tengah rongga mulut sehingga udara keluar melalui kedua samping atau sebuah samping saja. Tempat artikulasinya ujung lidah dengan gusi. Bunyi yang dihasilkan [ I ].

e.       Konsonan geseran atau frikatif adalah konsonan yang dibentuk dengan menyempitkan jalan arus udara yang diembuskan dari paru-paru,   sehingga   jalan   udara   terhalang   dan   keluar   dengan   bergeser.

f.       Konsonan getar ialah konsonan yang dibentuk dengan menghambat jalan arus udara yang diembuskan dari paru-paru secara berulang-ulang dan cepat. Menurut tempat artikulasinya konsonan getar dinamai konsonan getar apiko-alveolar. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktif yang menyebabkan proses menggetar adalah ujung lidah dan artikulator pasifnya gusi. Bunyi yang dihasilkan [ r ].



DAFTAR PUSTAKA
Dardjowidjojo, Soenjono. 2003. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Indrawati Zahid dan Mardian Shah Omar. 2006. Fonetik dan Fonologi. Kuala Lumpur: PTS Professional.

Tukan, P. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: PT Ghalia Indonesia Printing.
Fonem Bahasa Indonesia. 26 Mei 2015.

Wedhawati. 2006. Tata Bahwa Jawa Mutakhir. Yogyakarta: Kanisius.



EmoticonEmoticon